Ngentot Sama Sahabat Sendiri

Aku Dewa umurku 27tahun, aku mempunyai seorang sahabat namanya Alin umurnya 27tahun juga. Alin orangnya seksi, tubuhnya sangat indah dan menarik perhatian setiap yang melihatnya,payudaranya yang cukup mengemaskan putih dan sexsi itulah yang paling tepat untuk membayangkanya

Kejadian sex ini berawal ketika Alin memintaku untuk mengantarnya untuk melamar kerja dan pada saat panggilan interview juga.Minggu pagi, Alin menelponku, dia memintaku untuk nganterin dia keliling kota Surabaya esok hari. Karena aku gak enak sama dia, ku iyakan saja permintaanya. Padahal hari itu juga aku ada janji sama pacarku untuk nganterin dia berangkat ke kantor.

Keesokan harinya aku berangkat jemput Alin, kebetulan rumahku sama Alin sejalan buat ke rumah pacarku jadi aku bisa nganter keduanya, setelah sampai di rumah Alin, aku kaget dibikinnya, soalnya saat itu Alin memakai baju yang sangat tidak wajar untuk dia pergi ke tempat interview dan memberikan surat lamaran kerja, akupun memperingatinya untuk mengganti pakaianya.

Akhirnya Alin pun berganti pakaian memakai baju kantoran seperti pada umumnya. Awalnya sebelum berganti pakaian dia memakai tanktop dan blazer dengan rok yang sangat minim. Setelah itu kami pun lantas bergegas menuju rumah pacarku. Diperjalanan aku belum punya pikiran untuk berbuat aneh-aneh pada Alin.
Setengah jam perjalanan akhirnya aku dan Alin sampai ke rumah pacarku, akupun lantas mengantar pacarku ke kantor duluan dan kemudian aku nganterin Alin untuk keliling Surabaya. Nah, disini aku baru mulai terpancing sama obrolan Alin, karena selama diperjalanan dia membahas tentang sex yang dia lakukan bersama pacarnya. Aku mencoba untuk menahan nafus yang mulai timbul pada diriku sambil kurangkul Alin.

Tak terasa haripun sudah mulai sore. kami berdua lantas mencari rumah makan. Soalnya siang gak sempet makan siang karena Alin lagi interview.

Singkat cerita setelah puas jalan-jalan kami berdua pulang. Diperjalanan Alin terlihat sangat lelah. Lalu kusuruh dia untuk tidur di mobil selama perjalanan. Diperjalanan kami terjebak macet hingga lewat magrib. Selama dalam kemacetan aku selalu memandangi Alin dan berimajinasi menikmati tubuhnya yang sangat seksi itu. Kabetulan tadi aku cuma memakai celana training jadi saat aku berimajinasi sambil memandangi tubuh Alin kuelus-elus batang kontolku yang mulai menegang. Kebetulan juga kaca film mobilku pake yang gelap jadi gak kelihatan dari luar.

Aku membayangkan sedang meraba Alin, karena situasi mendukung nafsu bejatku semakin tak tertahan lagi, aku memberanikan diri untuk meraba Alin yang sedang tertidur pulas. Hari semakin malam namun mobil tak bergerak sama sekali, macet yang sangat parah yang baru aku alami. Kemacetan yang dikarenakan ada truk yang terguling sehingga 2 jalur tak bisa digunakan.
Perlahan aku mulai meremas teteknya dari luar kemeja dan BHnya. Aku meremas dan meraba teteknya perlahan-lahan karena takut kalau dia terbangun. Mungkin karena lelahnya sehingga dia tidak terbangun ketika aku meremas teteknya. Jadi aku terusan saja aksi nakalku itu sambil mengocok batang kontolku.

Melihat Alin tak bereaksi aku mencoba lebih berani dengan mencium Alin dan tanganku berusaha untuk meraih memeknya tapi aksiku kali ini tak berhasil, dan itu malah membuat Alin terbangun karena kaget dengan apa yang kulakukan padanya.

“He…ngapain kamu?” tanya Alin dengan nada ketus.
“Oh gakpapa kog…” jawabku gugup.
“Ngapain juga kamu cium-cium aku?” tanya Alin lagi.
“Masak sih cium sahabat sendiri gak boleh” jawabku coba mengelak.

Tapi tiba-tiba berkata yang sangat bikin aku kaget

“Lah itu ngapain juga Anumu berdiri tegang?”
“Terus terang aku jadi bernafsu waktu ngeliat kamu tidur…” jawabku tanpa basa-basi.
“Yaelah, ngomong donk dari tadi, soalnya pas tidur barusan aku mimpi lagi ngentot sama pacarku” ucap Alin jujur.

Mendengar itu keluar dari mulut Alin tanpa dia suruh lalu kuciumi mulut alin dengan liarnya. Alin pun membalas ciumanku tak kalah liar. Tak hanya itu tangan Alin meraih batang kontolku yang terus saja mengeras di dalam celana.
Disaat lagi hotnya berciuman, tiba-tiba mobil belakang membunyikan klakson, ternyata macetnya sudah mulai mereda dan akupun mengakhiri ciumanku di mulut Alin. TApi tidak bagi Alin, dia masih saja mengocok batang kontolku saat aku lagi menyetir dan membuat konsentrasiku hilang.

Dan setelah terlepas dari kemacetan, aku berinisiatif untuk menepikan mobil untuk melanjutan permainan kami tadi yang sempat tertunda.

“Kita berhenti dulu ya, kita lanjutin yang tadi tanggung nih…” kataku pada Alin. Tanpa basa-basi Alin mengiyakan ajakanku. Lalu kusuruh dia untuk mengangkat roknya keatas agar aku bisa bermain dengan memeknya. Alin rupanya sangat menikmati apa yang kulakukan pada memeknya. Sambil kuciumi lagi mulutnya. Tangan kiriku bermain dengan toketnya. Sedangkan tangan kananku mengobok-obok memeknya. Sesekali aku melihat wajah Alin yang dipenuhi dengan nafsu yang membara sambil mulutnya mengeluarkan desahan-desahan yang semakin membuatku bernafsu. Dan tanpa sepengatahun Alin aku memoto jariku ketika sedang mengobok-obok memeknya.

Tak berapa lama jariku terasa becek pertanda Alin sudah orgasme. Dan benar saja kulihat tubuh ALin mengejang dan mendesah sejadi-jadinya.

“Aaargghhh…aaahhh…Dewaaa…aku keluaaar..nhiii…”

Setelah kurasa Alin puas dengan orgasmenya kemudian aku minta gantian. Langsung saja aku menurunkan celana trainingku. Alin langsung saja mainin kontolku dan menjilatinya dengan nafsunya.

“Oooohhh ahhhhh enak sekaliii…aahhh…” desahku.

Sedang asyiknya Alin mengkulum dan menyedot kontolku, aku kembali meremas teteknya dan meraba memeknya lagi “Sepongan Alin ternyata enak juga…” kataku dalam hati.

Hampir 10 menit Alin bermain dengan kontolku hingga akhirnya aku merasakan akan meraih orgamesku. Kupegangi kepala Alin sambil sedikit kutekan dan menuruhnya agar mempercepat kulumannya.

“Ayo Alin lebih cepat lagiii…aaahhh…” pintaku. ALin pun menuruti pintaku dengan semakin mempercepat kulumannya.

“Oooohhhh Aliiinnn aku keluaaarrr…”
“Croooot…crooot…crooot…” seluruh spermaku tumpah di dalam mulut Alin.

Aku terkulai lemas tapi Alin masih sibuk membersihkan sisa spermaku dan terus menjilatinya sampai aku tak tahan. Setelah dirasa sudah tak tersisa kemudian Alin kembali duduk dan menatapku sambil berkata,

“Dasar nafsu gede, sahabat sendiri diembat juga…” jawabnya bercanda. Kemudian kami kembali merapikan baju kami dan melanjutkan perjalanan mengantar Alin pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Alin ternyata rumahnya sepi. Alin lalu menelpon orang tuanya ternyata mereka berdua pergi ke luar kota dan orang tua Alin berpesan agar menyuruhku untuk menginap menemani Alin. Mendengar itu aku sangat senang sekali dalam hatiku berkata…”Yes menang banyak aku hari ini”

Pada waktu itu kami sampai di rumah pukul 10 malam. Kami berdua kelelahan karena seharian terjebak macet ditambah lagi dengan melampiaskan nafsu bejat di tengah kemacetan. Kami berdua lantas bergegas menuju ke kamar Alin untuk tidur. Di kamar kami berdua bercerita tentang pengalaman sex yang sudah kami lakukan. Dan kami berdua kembali bernafsu.

Tak pikir panjang aku langsung menindih tubuh Alin sambil kuciumi mulutnya. Saat itu Alin sudah berganti baju memakai daster yang membuatku semakin bernafsu. Tanganku tak mau diam langsung menuju ke toketnya yang saat itu tak memakai BH dan juga tak memakai CD. Dengan penuh nafsu aku membuka dasternya dan sekarang terlihatlah tubuh seksi Alin tanpa terbalut pakaian.

Tanpa berlama-lama langsung saja kumulai aksiku, kujilat dan kuhisap putingnya, terdengar Alin mendesah panjang. Kemudian ciumanku berjalan menuju bawah, kujilati pusarnya lagi-lagi Alin mendesah dengan tubuh menggelinjang. Setelah itu lidahku bermain dengan memek dan klitoris Alin. Kujilatin bibir memeknya dan memainkan klirotisnya, yang membuat Alin semakin menggelinjang penuh gairah. Kujilatin terus menerus sambil tanganku memainkan toket dan putingnya.

“Sssttthhhhh…aaahhhh…….” desah Alin yang membuatku semakin menjadi-jadi.

Setelah puas lidahku puas dengan memeknya, kemudian aku berdiri untuk melepas semua pakaianku. Dan telanjanglah aku. Kusodorkan batang kontolku yang sudah menegang dari tadi ke mulutnya, dengan bringas Alin pun langsung menyosor batang kontolku. Dijilatinya dan dikulum batang kontolku dengan sesekali juga menyedotnya yang membuat kontolku terasa ngilu keenakan dan membuatku semakin tak tahan ingin segera memasukan kontolku ke memeknya Alin, Kubaringkan tubuh Alin diatas kasur kemudian kubuka lebar kedua paha Alin dan dengan perlahan kumasukan batang kontolku ke dalam lubang memeknya.

“Aaauuuuhhhh….ssstthhh….” Alin Sedikit bersuara begitu kepala kontolku masuk ke dalam lubang memeknya. Dan “Sleeeep….” batang kontolku telah masuk semua di dalam lubang memeknya dengan diiring hela nafas Alin.

“Besar juga kontolmu Waaa….punya pacarku kalah gede sama punyamu” kata Alin. Aku tak menjawab obrolan Alin, aku terus saja memompa kontolku maju mundur ke memeknya sambil meremas toketnya.

“Ooooohhh…yeeessss….” desah Alin ketika sodokanku mulai agak kupercepat. Alin pun tak hanya diam dia mengimbangi permainanku dengan menggoyangkan pantatnya. Gerakan kami semakin tak beraturan dan liar. Kami berdua benar-benar menikmati permainan sex kami. Kami berdua juga melakukan banyak gaya.

“Aaaahhh….Dewa…genjot terus aku mau keluaaaar….” pintanya dengan nada penuh gairah. Akupun lalu menuruti permintaanya, kupercepat sodokanku dengan semangatnya dan akhirnya,

“Aaaaaaaahhhhh……” teriak Alin pertanda dia telah meraih klimaksnya. Aku merasakan cairan kewanitaan keluar membasahi kontolku. Kudiamkan sejenak, sambil kuciumi putingnya. Karena aku belum merasakan orgames maka aku menggenjot lagi memeknya. Alin pun kembali mengimbangi permainanku, dia memaju mundurkan memeknya yang memebuatku ingin memutahkan spermaku.

“Alin mau dikeluarin dimana?” tanyaku sambil terus menggenjot memeknya. Tapi Alin tak menjawab pertanyaanku, mungkin dia sedang keenakan merasakan genjotanku.
“Aaaahhh….Aliiiinnnn…akuuuu crooooootttt….” Seluruh spermaku tumpah ke dalam memeknya. Kupeluk Alin dengan erat dengan batang kontolku yang masih menancap di dalam memeknya. Aku terbaring lemas dipelukan Alin.

Kami berdua diam sesaat hingga akhirnya kucabut batang kontolku yang mulai lemas dari dalam memeknya. Kami berdua saling bertatap mata, dan tiba-tiba Alin mengatakan sesuatu hal padaku,

“Kalau sampai aku hamil kamu harus bertanggung jawab, awas kalau kabur” ancamnya.
“Iya jangan kuatir sayang, lagian aku dari dulu juga sudah jatuh cinta padamu tapi aku gak berani ngomong takutnya kamu menolaknya dan tetap mengagapku sebagai sahabatmu” jawabku sembari mengelus rambutnya.

Setelah selesai ngobrol lalu kami berdua tertidur dengan keadaan masih telanjang. Dan setelah kejadian itu kami berdua sering melakukan hubungan sex jika ada kesempatan.

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Pembantu Sampai Berujung Jadi Ngewe

Pijat Dada Teman Kuliahku Yang Sangat Montok